Garut- Pendiri dan Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Garut, K.H. Asep Sholahuddin Mu’thie, B.A bersama para Wakil Pimpinan, yaitu K.H. Asep Deni Fitriansyah, M.Phil, K.H. Dr.Devi Muharrom Sholahuddin, Lc., M.Ud., dan K.H. Muhammad Yasyfi Affazani, M.Pd. menggelar upacara peringatan hari ulang tahun Republik Indonesia ke-76 yang diikuti oleh para Santri/ah dan Guru TMI putra/putri dengan tetap menjalankan protokol kesehatan COVID-19.
Upacara ini dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 2021. Agenda ini bagi Pondok Pesantren Darussalam Garut merupakan acara rutin yang diadakan setiap tahun sebagai peringatan hari ulang tahun kemerdekaan negeri tercinta.
Pada Selasa pagi, 17 Agustus 2021 apel berjalan dengan lancar, pukul 07.30 WIB apel dimulai yang dipandu langsung oleh pembawa acara, sebelum masuk pada agenda inti, terlebih dahulu masing-masing pemimpin barisan menyiapkan barisannya tanda bahwa upacara akan segera dimulai.
Pembina upacara memasuki lapangan upacara diiringi dengan penghormatan umum dan laporan dari komandan upacara bahwa upacara siap dimulai. K.H. Asep Sholahuddin Mu’thie, B.A bertindak sebagai Pembina upacara dan Rinanditya Pujiantara 6C dari Bandung sebagai Komandan upacara.
Pengibaran bendera merah putih diiringi dengan lagu kebangsaan Indonesia raya yang dinyanyikan langsung oleh paduan suara santriah TMI, hadirin berdiri dan memberikan hormat pada sang saka.
Usai pengibaran bendera merah putih, acara dilanjtukan dengan amanat Pembina upacara dilanjtukan do’a.
Berikut amanat Pembina upacara ;
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ
Para Wakil Pimpinan, Asatidz/Asatidzah, Santri/Santriah sekalian
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Esa, hari ini kita bersengaja hadir di depan aula ini guna melaksanakan upacara hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 76, 17 Agustus 2021. Sebuah momen sejarah bangsa Indonesia dalam menggapai cita.
Kita ketahui bersama selama beberapa dekade sebelum tahun 1945, rakyat Indonesia telah berjuang untuk kebebasan negeri kita selama ratusan tahun. Berapa jiwa melayang demi sebuah asa yaitu Merdeka. “Merdeka atau mati !!!” berkumandang serentak di penjuru negeri. Orang tua, pemuda, anak-anak pun bermufakat atas kemerdekaan bangsa dan tanah air dari cengkeraman para penjajah. Bahwa penjajahan di atas muka bumi adalah sebuah tindakan tak terpuji dan tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
Bangsa kita sudah bebas dari penjajahan bangsa lain, penjajahan apapun, termasuk penjajahan jiwa kita terhadap kebodohan, jiwa kita yang harus pertama kali bebas merdeka. Kita harus tetap bangkit, tegak berdiri, cita-cita kita tetap harus senantiasa berkibar seperti halnya bendera merah putih yang berkibar saat ini.
Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam adalah tidak hanya sebagai lembaga dimana kita menuntut ilmu. Namun juga sebagai benteng pertahanan Republik Indonesia. Sejarah telah mencatat, bagaimana para founding fathers di negeri ini bermula dari pondok pesantren. Para kiai dan santri-santri mempertahankan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan. Menggali lebih dalam keilmuan dan nilai-nilai perjuangan. Menggapai kebahagiaan tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat. Bahkan mati pun dapat menjadi kenikmatan. Berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja. Allah Akbar. Merdeka.
Para asatidz serta santri/santriah sekalian
Darussalam sebagai Pendidikan kader ummat, memantapkan hati untuk terus berjuang dengan semboyan “Darussalam Tangguh” dan tahun ini kita mantapkan dengan “Darussalam Mandiri”. Makna mandiri disini, adalah berdiri diatas kaki sendiri. Baik bagi santri/santriah begitu juga bagi Pondok Pesantren Darussalam harus mandiri. Kita tidak bisa hanya mengandalkan dari bantuan oranglain.
Mulai saat ini, kita harus berusaha dan mampu mandiri dalam berbagai hal. Dalam Pendidikan, dalam menyiapkan sarana-sarana Pendidikan, dalam mengelola keuangan sehingga kita mampu untuk berbuat tanpa mengandalkan oranglain.
Makna mandiri untuk seluruh santri/santriah, kita harus mampu mendidik anak-anak menjadi santri-santri yang memiliki ilmu luas, iman yang kuat, dan memiliki akhlaqul karimah. Dan mereka harus kita didik menjadi mundzirul qoum. Yang tujuan akhir mereka Ridho Allah SWT.
Anak-anakku sekalian…
Mari kita wujudkan Darussalam Mandiri. Semoga Allah senantiasa menolong kita semua, mewujudkan cita-cita kita. Aamin Ya Rabbal ‘Alalin
Untuk langkah pertama mewujudkan cita-cita besar, maka dengan mantaf hati kita akan mulai dengan membangun masjid besar Darussalam. Kami mengajak para muhsinin, khusus para santri, wali santri, alumni, asatidz dan ustadzat mari kita semua mengumpulkan dana untuk terwujudnya masjid tersebut tanpa menolak siapapun yang hendak membantu terwujudnya cita-cita kita bersama.
من بنى مسجدا بنى الله له بيتا في الجنة
Alhamdulillah ajakan ini telah dimulai dari saudara-saudara kita di Papua Barat, dari wali murid, hamba Allah yang terus berdatangan.
جزاكم الله خيرا كثيرا…الحمدلله
MERDEKA ! ALLAHU AKBAR !
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga Allah SWT senantiasa merahmati kita.
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
والله الموافق إلى أقوم الطريق
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Demkian amanat Pembina yang harus difahami, direnungkan, dan diamalkan oleh semua elemen Pondok Pesantren.
Apel ditutup dengan seni musik & lagu daerah yang dinyanyikan langsung oleh paduan suara santriah TMI serta penampilan memukau dari Drumb Band santri TMI.
Dengan diadakannya upacara peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ini, semoga para Guru dan Santri senantiasa mengingat perjuangan para pahlawan dan ulama dalam meraih kemerdekaan. Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh. Darussalam tangguh, Darussalam mandiri. Merdeka !
(Reporter: Indra Ari Fajari)