GARUT – 333 santri putra dan putri kelas 6 Tarbiyatul Muallimin Al-Islamiah (TMI) Pondok Pesantren Darussalam, Kersamanah, Garut Jawa Barat dilatih cara membuat karya tulis ilmiah atau biasa disebut paper. Pelatihan tersebut bertujuan untuk mencetak ulama intelek dan berpengetahuan luas.
Pada Sabtu (11/9) malam Pembimbing penulisan paper siswa-siswi TMI kelas 6 mendapatkan pengarahan langsung dari Pimpinan Pondok Pesantren Darusslam, KH Asep Sholahuddin Mu’thie BA. Hadir juga para Wakil Pimpinan Pondok, Ustadz H Asep Deni Fitriansyah MPhil, Dr H Devi Muharrom Sholahuddin Lc MUd, dan Ustadz H Muhammad Yasyfi Affazani MPd.
Dalam pengarahannya, Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam, KH Asep Sholahuddin Mu’thie BA mengatakan bahwa salah satu misi Pondok Pesantren Darussalam adalah mencetak ulama yang intelek. Untuk bisa mewujudkan misi tersebut, menurutnya tidak akan bisa terlaksana manakala santrinya tidak bisa menulis.
“Begitupula intisari dari salah satu motto Pondok, yakni berpengetahuan luas, adalah menjadikan santri sebagai ulama sekaligus akademisi yang memiliki pengetahuan yang mendalam dan luas,” katanya.
KH Asep bercerita bahwa dirinya memiliki teman yang tidak pernah berpergian jauh. Walau demikian ternyata namanya dikenal luas lewat karya tulisnya.
“Para pendiri (pesantren) Gontor juga tidak hanya mengajar di kelas-kelas, tapi mengajar lewat tulisan yang diterbitkan dalam buku-buku ajar. Maka menulislah,” ungkap KH Asep.
Ia berharap agar dengan kegiatan penulisan karya tulis, kemampuan para santri putra-putri meningkat dalam hal menelaah berbagai literatur keislamam maupun umum. Hal lainnya, para santri diharapkan bisa meningkatkan kemampuan menulis kembali keilmuan tersebut dalam karya tulis ilmiah.
Selain itu, kegiatan tersebut juga diharapkan bisa meningkatkan kemampuan berbahasa asing, mengingat para santri akan menulis karya tulis ilmiah menggunakan Bahasa Arab dan Inggris. Dalam prosesnya, para santri akan menelaah literatur klasik dan modern, sehingga terjadi peningkatan wawasan keilmuan agama dan pendidikan.
“Kegiatan ini juga adalah untuk mengasah kemampuan berargumen dalam tulis menulis. Kami juga berharap para santri mampu mengimplementasikan kemampuan membedah yang dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah berbahasa Arab dan Inggris,” jelasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, untuk materi yang fokus dikaji oleh para santri dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah pendidikan dan keagamaan. 10 karya tulis terbaik santri akan dijadikan jurnal khusus di akhir tahun.
Sebelum mulai menulis karya tulis ilmiah, para santri akan terlebih dahulu menerima pelatihan pada Senin 13 September 2021 dan dilanjutkan penulisan sampai Senin 4 Oktober 2021. Karena saat ini masih pandemi Covid-19, kegiatan pelatihan dipastikan dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat.
(Reporter: Indra Ari Fajari/Editor: Iqbal Ghozali)