Santri dan Guru TMI Darusssalam Garut Ikuti Penyuluhan Hukum dari Polres Garut

DARUSSALAM – Seluruh Santri dan Guru Tarbiyatul Muallimin Al-Islamiyah (TMI) Pondok Pesantren Darussalam, Kersamanah, Garut, Jawa Barat mengikuti penyuluhan hukum bersama Kepolisian Resor Garut, Selasa 4 Oktober 2022. Kegiatan dilakukan untuk memberikan pemahaman hukum sejak dini, dan agar kemudian tidak berhadapan dengan hukum.

Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam, KH Asep Deni Fitriansyah M.Phil menyebut bahwa menjaga perilaku dan normal sosial sangat penting. Itu karena menurutnya kita berada di lingkungan yang majemuk.

“Kita datang dari beragam daerah, suku, budaya dan bahasa untuk belajar di pondok ini. Kehidupan yang kita jalani di asrama, kelas, serta setumpuk kegiatan yang ada mengharuskan kita berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Ini adalah bentuk latihan menjalani kehidupan di masyarakat luas kelak,” sebutnya. 

Oleh karena itu, KH Asep Deni Fitriansyah menegaskan pentingnya untuk memahami hak dan kewajiban diri juga orang lain agar tidak saling merampas dan menindas. Penyuluhan hukum pun menjadi hal yang sangat penting untuk kemudian diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari di pesantren.

Sementara itu, Iptu Wahyono Aji yang menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut menyampaikan sejumlah hal yang kaitannya dengan hukum, khususnya yang berkaitan dengan yang kerap terjadi di lingkungan pendidikan.

“Kita menekankan tentang bullying atau perundungan karena itu yang sering terjadi di lingkungan pendidikan, apakah itu bersifat verbal atau fisik. Ini yang kita sampaikan agar kemudian tidak terjadi di Pondok Pesantren Darussalam,” ungkapnya.

Ia mengatakan bahwa kejadian perundungan memang bisa terjadi di mana saja, dan beberapa diantaranya sempat ramai dalam pemberitaan. “Kejadian tersebut bisa saja dipicu karena ketidaktahuan akan hukum atau aturan, sehingga penyuluhan hukum ini menjadi penting,” katanya.

Dengan penyuluhan hukum, diharapkan agar tidak kembali terjadi perundungan di lingkungan pendidikan, atau minimalnya bisa diminimalisasi. Itu menjadi penting karena aksi tersebut sedikit banyak akan memengaruhi psikis seseorang.

“Saya mohon dengan sangat untuk menjauhi dan menghindari perilaku bullying baik secara bahasa, fisik, maupun saling menghina di medsos, dampaknya sangat luar biasa. Masa depan kalian akan menjadi korban. Belajarlah saling menghargai kekurangan dan perbedaan serta menjaga perasaan teman.” pungkasnya.

Reporter: Indra Ari Fajari/

Editor: Ibnu Ghozali

You May Also Like